PAK SUGIMIN, SI PENGANGKAT JENAZAH JENDRAL PAHLAWAN REVOLUSI DARI SUMUR LUBANG BUAYA YANG DI BUNUH PKI | WAWAN ALDI SAPUTRA -->
  • About
  • Contact
  • Sitemap
  • Indeks
  • Disclaimer
  • Cara Membuat Blog SEO

WAWAN ALDI SAPUTRA

NEVER GIVE UP

Pages

  • Home
  • DAFTAR ISI
  • CONTACT US
  • PRIVACY & POLICY
  • ABOUT US
  • Home
  • About
  • Kontak
  • Sitemap
  • Galeri
  • Dropdown Menu ▼
    • Sub Menu1
    • Sub Menu2
    • Sub Menu3
    • Sub Menu4
    • Sub Menu5
  • Blogging

Rabu, 02 Oktober 2019

Home » » PAK SUGIMIN, SI PENGANGKAT JENAZAH JENDRAL PAHLAWAN REVOLUSI DARI SUMUR LUBANG BUAYA YANG DI BUNUH PKI

PAK SUGIMIN, SI PENGANGKAT JENAZAH JENDRAL PAHLAWAN REVOLUSI DARI SUMUR LUBANG BUAYA YANG DI BUNUH PKI

  WAWAN ALDI SAPUTRA     Rabu, 02 Oktober 2019


30 September 1965 dan 1 Oktober 1965, 54 tahun sudah berlalu. Aksi biadap Pengkhianatan PKI yang melakukan penculikan dan pembunuhan oleh Jendral dan Seorang Perwira. Merekan di bunuh da di masukan kedalam sumur kecil di daerah Lubang Buaya. Namun, ada sebuah cerita dari seorang prajurit KKO yang ikut dalam pengangkatan Jenazah dari Jendral yang telah di bunuh.

Namanya Kopral Sugimin, beliau alaha salah satu daru 12 prajurit Korp Komando (KKO)  Angkatan Laut, yang ikut dalam pengangkatan Tujuh Jenazah Pahlawan Revolusi dari sumur Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada tanggal 4 Oktober 1964.

Sugimin, anggota Batalion Intai Amfibi KKO Karangpilang, Surabaya, berangkat ke Jakarta pada akhir September 1965. Tugas awal beliau adalh untuk melakukan survey kondisi pantai Ancol untuk pendaratan tank amfibi TNI AL.

Tugas survey kondisi pantai itu sebagai persiapan upacara peringatan Hari TNI pada 5 Oktober 1965. ''Kami menyurvey kondisi pantai, kira-kira layak apa tidak untuk manuver tank-tank amfibi,'' kata priaberusia 79 tahun tersebut.

Namun pada 1 Oktober 1865 siang, Sugimin memperoleh kabar dari komandan KKO Mayor Jendral Hartono bahwa baru saja terjadi penculikan enam jendral dan satu perwira menengah Angkatan Darat oleh kelompok bersenjata, sehingga untuk peringatan hari TNI keungkinan besar di batalkan atau di tunda.

Pada tanggal 3 Oktober petang, kata beliau , seorang intel kostrad mendatangi markas tersebut. Dan tak lama berselang, Sugiman di perintah oleh atasanya untuk bersiap-siap berangkat ke lubang buaya dengan membawa tabung oksigen dan kompresor. Dan Sugimin di beritahu bahwa waktu kedatangan intel kostrad itu untuk meminta banyuan KKO untuk mengevakuasi jenazah penculikan dari enam jendral dan satu perwira tersebut.

Dan pada saat dinihari sekitar pukul 01:30, tim KKO yang terdiri dari 12 orang di berangkatkan ke Lubang Buaya. Mereka adalah Winarto, M. Sutarto, Sumarno (Dokter Gigi), Kho Tjioe (Dokter Tentara) Saparimin, J. Kandaouw, A. Sudardjo, Hartono, Samuri, I. Subekti, Baharudin, dan Sugimin.

Sugimin dan kawan kawan menuju Lubang Buaya yang berjarak sekitar 3 KM. Namun ternyata lokasinya sudah di jaga ketat oleh Pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Tapi pada waktu itu mereka di larang masuk sebelum Pangkostrad Mayjen Soeharto Masuk erlebih dahulu. Namun mereka bisa masuk pada siang pukul 11:00, dan satu persatu mereka masuk ke Sumur Lubang Buaya sedalam 15 meter dan berdiameter 75 sentimeteritu. Dan semua jenazah dengan posisi kaki di atas.

Proses evakuasi jenazah berlangsung sangat lama dengan memakan waktu sampai 3 jam. Kapten Pierre Tendean jenazah yang di angka pertama dan DI Panjaitan yang terakhir. Dan sekitar pukul 15:00 semua jenazah sudah di angkat dan di masukan ke dalam peti dan di bawa ke Rumah Sakit Angkatan Darat Gatot Subroto menggunakan Panser.

Setelah proses evakuasi selesai keta Pak sugimin, Soeharto sempat memotret dia dan rekan-rekan nya menggunakan camera palaroid. Dan setiap orang masing-masing di beri satu foto itu agar di tunjukan kepada komandan dan keluarganya di rumah.

Dan perlu kita ketahui, kita sebagai anak bangsa harus selalu mengingat sejarah pembataian enam Jendral dan satu Perwira yang di fitnah itu. Dengan pengkhianatan PKI yang pada saat itu melakukan aksi Gerakan 30 September (G30S) yang di komandoi oleh Untung. Betapa kejamnya pada saat malam itu mereka ke rumah tiap Jendral dengan alasan di panggil Presiden Soekarno, dan pada saat itu Pak soekarno tidak sedang ada di Istana. Mereka yang melakukan aksi itu adalah pasukan Cakrabirawa yang menembak mati 3 Jendral di rumahnya dan sisanya 4 di siksa sampai mati di Lubang Buaya. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali di Negeri ini. Indonesia merdeka Indonesia anti PKI.

By WAWAN ALDI SAPUTRA di Oktober 02, 2019

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

Memuat...

Popular Posts

  • 6 TIPS PEMULA UNTUK MENJADI FOTOGRAFER
  • CAGAR BUDAYA INDONESIA , KEBUDAYAAN MILIK SEMUA
  • JADI PNS, IMPIAN DARI SEMUA ORANG KAH ?
  • MAU KERJA DI ALFAMART ? INI TAHAPAN TES DAN TIPS MASUK ALFAMART
  • CARA MENGOMPRES UKURAN FOTO DAN MENGUBAH UKURAN FOTO SECARA ONLINE

Label

ARTIKEL OLAHRAGA BIODATA PAK HABIBIE CARA PACARAN SEHAT CIRI CIRI COWO YANG HARUS DI SERIUSIN DESTA FILM PRETTY BOYS KELUARGA PAK HABIBIE MOTIVASI PAK HABIBIE OLAHRAGA ONAD PACARAN LANGGENG PACARAN MASA SMA PAK B.J HABIBIE PAK B.J HABIBIE WAFAT PRESIDEN RI KE 3 PRETTY BOYS PUISI PUISI 2019 PUISI BAPER PUISI CINTA PUISI HARI OLAHRAGA PUISI SEDIH PUISI TERBARU TIPS AGAR HUBUNGAN AWET TOMPI VINCENT

About

SEO Starter is SEO and Mobile Friendy Blogger Template. Responsive Sesuai dengan Rekomendasi Google

Web Links

  • Blogger Platform
  • CMS WordPress
  • Facebook
  • Microblogging
  • Manchester United

Follow by Email

Subsribe to get post update from this blog in your email inbox.

Copyright © WAWAN ALDI SAPUTRA. All rights reserved. Template by Romeltea Media